26 Des 2009

Flu Singapore

*Penyakit Kaki, Mulut dan Tangan (HFMD)*
>
> *indosiar.com* - Hati-hati jika di tangan, kaki
> dan mulut bagian dalam anak anda, timbul bintik-bintik merah seperti
> jerawat berjejer rapi dan padat. Sekilas mirip sariawan tapi ini lebih
> parah dan banyak. Selain itu, penyakit ini mudah sekali menular, karena
> itu si penderita harus dikarantina atau dipisahkan dari orang lain.
> Hand Foot Mouse Disease (HFMD) atau Flu Singapura atau di Indonesia
> lebih dikenal dengan nama Penyakit Kaki, Tangan dan Mulut (PTKM), bukan
> merupakan penyakit baru. Penyakit ini populer ketika Malaysia , Taiwan
> dan Singapura terjadi wabah penyakit ini. Bahkan di Singapura, penyakit
> yang mirip flu ini memakan banyak korban jiwa, sehingga dinamakan Flu
> Singapura.
> Meski bernama sama dengan penyakit kuku-mulut yang terdapat pada hewan
> ternak, tapi tidak berhubungan satu sama lain dan penyebabnya juga
> berbeda. Penyakit ini tidak ditularkan dari binatang atau hewan ternak.
> Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Coxsackie virus, suatu virus
> dari golongan keluarga Enterovirus. Yang paling sering pada pasien rawat
> jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan
> karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal
> adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai
> penyakit.
> HFMD merupakan penyakit yang sangat menular melalui pencernaan dan
> saluran pernafasan. Penularan kontak tidak langsung melalui barang,
> handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh
> sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti
> lalat dan kecoa.
> Penderita terbanyak adalah bayi dan anak-anak (dibawah usia 10 tahun).
> Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh mereka yang masih lemah.
> Meski orang dewasa lebih kebal terhadap enterovirus, namun bisa terkena
> juga.
> Penyakit ini biasanya dimulai dengan luka kecil di daerah tenggorokan
> dan tonsil (amandel). Sementara di daerah tangan, jari, telapak kaki dan
> daerah popok timbul kemerahan disertai vesikel (lentingan kecil yang
> berisi air di dalamnya, seperti melepuh). Penderita hanya merasakan
> sakit yang ringan dan kemerahan akan sembuh dalam 5-7 hari.
> Gejala penyakit ini :
>
> * demam selama 2 - 3 hari, diikuti sakit leher (faringitis)
> * tidak ada nafsu makan
> * pilek dan gejala flu lainnya..
> Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut
> seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri
> sehingga sukar untuk menelan.
> Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh
> kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak
> gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam
> (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini umumnya akan membaik
> sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
>
> Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di
> rumah sakit. Gejala yang cukup berat tersebut antara lain :
>
> * Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 C.
> * Demam tidak turun-turun
> * Takikardia (nadi menjadi cepat) - Takipneu, yaitu napas jadi cepat
> dan sesak
> * Malas makan, muntah, atau diare berulang dengan dehidrasi
> * Letargi, lemas
> * Nyeri pada leher, lengan, dan kaki
> * Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf kranial
> * Keringat dingin
> * Fotofobia
>
> Komplikasi penyakit ini adalah :
>
> * Meningitis (radang selaput otak) yang aseptik - Ensefalitis
> (radang otak)
> * Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
> * Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layuh Akut (Polio-like illness)
>
> Pengobatan :
>
> * Istirahat yang cukup
> * Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara
> simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.
> * Dapat diberikan :
> - Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
> - Extracorporeal membrane oxygenation.
> * Pengobatan simptomatik :
> * Antiseptik di daerah mulut
> * Analgesik misal parasetamol
> * Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan
> karena demam
> * Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
>
> Pencegahan :
>
> * Hindari kontak dengan penderita
> * Cuci tangan setiap kali kontak dengan penderita
> * dan tingkatkan kebersihan diri sendiri
>
> Penderita sendiri dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dengan cara:
>
> * mencuci tangan setelah buang air besar
> * mengganti popok atau barang apa saja yang terkontaminasi dengan
> kotoran
> * tutup mulut atau hidung setiap kali batuk atau bersih
> * cuci mainan atau barang apa saja yang terkena air liur
> * jika anak bersekolah, sebaiknya diliburkan.
>
> */(berbagai sumber/Ijs)/*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar